Tren Busana 2019 dari Desainer Muda Indonesia

1954 Views 0 Comment

tren busana 2019

Berbagai Tren Busana 2019 dan Aksesoris yang Akan Mendominasi Tahun Ini

Tren memang selalu berputar dan akan kembali dalam rupa desain yang lebih kini.

Sebagai pencinta mode, kamu tentu tidak

inginketinggalan dengan perkembangan tren di dunia fashion dan aksesoris. Jangan hanya berpatokan pada kota mode luar negeri. Kamu pun perlu melirik dan menggunakan sederet karya desainer Indonesia yang tak kalah seru dan modis untuk menemani tampilan gaya sehari-hari.

Yelly Lumentu, Day and Night

Masih dengan mengangkat nuansa hitam dan putih yang menjadi ciri khas Yelly, desainer lulusan ESMOD ini menampilkan koleksi Spring/ Summer 2019 bertajuk “I See You See Me”.

Pada koleksi busana kali ini, perempuan asal Makassar tersebut menampilkan permainan cutting, detail, dan proporsi busana serta material bahan. Ia terinspirasi dari busana yang dikenakan anak-anak antara abad ke-5 hingga ke-15 di Inggris. Bedanya, Yelly men-twist busana tersebut menjadi lebih modern dan tampak profesional.

Berbagai kemeja didesain dengan potongan tak biasa namun tetap clean. Sedangkan sebagai bawahan, Yelly menawarkan berbagai model celana termasuk carrot pants yang bervolume di area pinggang dan pinggul namun mengecil di mata kaki.

Kunci utama desain Yelly kali ini terletak pada reco-deconstruction yang digabungkan dengan detail puff. Ia pun menggunakan satu pola dasar dengan berbagai teknik jahit yang dapat membuat sebuah busana dapat digunakan ke dalam berbagai gaya berbeda.

Yelly memang ingin memberikan ruang gerak yang lebih banyak bagi setiap penggunanya agar lebih nyaman sekaligus fashionable. Busana yang disajikan pada label Day and Night dan YELLY merupakan wujud aliran surealis Yelly. Pengertian surealis bagi Yelly adalah aliran seni yang menonjolkan kreativitas tanpa batas dan penuh kejutan.

“Suatu karya seni dapat memiliki beragam nilai dan ilusi bagi setiap orang. Nah, rancangan saya pun begitu. Kalau orang lihat jumpsuiteh… padahal itu dress. Jadi mana yang benar? Kamu perlu melihat, meraba, dan mengenakannya sendiri karena busana yang melekat pada tubuh belum tentu sama jika dikenakan oleh orang lain, “ jelas Yelly.

Natalia Kiantoro

Desainer asal Surabaya ini menghadirkan mimpi Serenity untuk koleksi Spring/Summer 2019. Dominasi nuansa biru, putih, hitam, dan nude tampil bersama kain motif dan teknik ikat Sumba.

Berbagai busana model jumpsuitplaysuit, rok, blus, hingga outerwear tampil dengan desain clean, asimetris, namun tetap mengusung kesan profesional sebagai ciri khas desain Natalia.

Meski demikian, seluruh material busana yang tampak berat tersebut tampak sangat ringan melayang ketika dikenakan. “Saya ingin menghadirkan perasaan ringan melalui koleksi yang terinspirasi dari perjalanan saya ke Labuan Bajo,” ujar Natalia yang lama mengenyam pendidikan di Shanghai.

Rani Hatta

Lain lagi dengan Rani Hatta, perempuan yang dikenal sebagai desainer busana santun tersebut menampilkan 19 look yang dikemas sporty untuk koleksi Spring/Summer 2019.

Bedanya, ia kini bergerak dari zona nyamannya. Busana Rani yang sarat dengan nuansa monokrom kini tampil lebih berwarna seperti inspirasi Power Rangers.

“Power Rangers mengingatkan saya pada masa kecil. Pada saat itu saya bebas berekspresi tanpa takut. Gairah ini yang ingin saya tampilkan dan ingatkan pada seluruh pencinta mode,” ujar Rani sambil tersenyum.

Untuk koleksi 2019, Rani menawarkan long coat, midi dress, jaket, sweater, dan midi skirt dalam potongan busana oversized yang memang selalu menjadi ciri khas busananya.

Ia pun tetap mendominasi penggunaan zipper, tali, long sleeves serta hoodie pada jaket dan sweater agar busana yang ditawarkan dapat digunakan untuk laki-laki dan perempuan. Pemilihan material bahan juga disesuaikan dengan koleksi teranyarnya yaitu poliester untuk busana olahraga dan katun yang telah dimodifikasi agar tetap nyaman dan adem saat dikenakan oleh perempuan yang ingin tampil dengan atau tanpa hijab.

Christin Wu

Meskipun tidak memiliki latar belakang desainer mode, Christin Wu yang memiliki latar belakang pendidikan industrial design selalu apik menampilkan koleksi sepatu nan elegan.

“Label Christin Wu berawal dari kecintaan saya kepada sepatu dan keinginan saya mendandani setiap perempuan dengan sepatu yang cantik namun tetap nyaman,” ujar perempuan berambut panjang ini.

Pada koleksi tahun 2019, label Christin Wu yang berbasis di Jakarta menghadirkan sepatu hasil keterampilan trasidional yang berpadu dengan siluet modern bertajuk “Populism”. Ciri khas desainnya terletak pada desain feminin, berani, dan versatile.

Terinspirasi dari kecantikan, mimpi, dan perempuan yang feminin, koleksi Christin Wu kali ini kaya akan material suede, kulit, renda, serta lilitan tali pada mules dan sepatu hak untuk melengkapi penampilan padu padan busana.

Agatha, Raccoonandbabies

Sebelum menetap di Jakarta, Agatha, pemilik brand Racconnandbabies, sempat lama malang melintang menawarkan desain aksesori mulai dari anting, palm bangles, hingga kalung yang ternyata diminati oleh konsumen di Bali dan New York.

Setelah koleksi Arm Me, 24 Chop, Self-Examination, hingga a.m.p.m laku keras, Raccoonandbabies menawarkan rancangan terbarunya yaitu “Mildmay”. Setidaknya ada 55 model aksesori dengan rancangan unik, minimalis, namun tetap nyeleneh khas Agatha.

Koleksi Mildmay terinspirasi dari perjalanan Agatha ke kawasan Mildmay, Kanada pada Desember 2016 lalu. “Area ini merupakan tempat berkumpulnya komunitas Jerman dan Inggris. Percampuran budaya itu saya tuangkan pada aksesori terbaru Raccoonandbabies,” ujar perempuan yang identik dengan poni ratanya.

Berbeda dengan koleksi sebelumnya, ia memilih serat pohon dan teknik aplikasi rose gold/gold pating di bagian serat pohon. Ia pun menambahkan teknik oksidasi untuk menghasilkan warna hitam pada bahan perak. Hasilnya adalah beragam aksesori berdesain minimalis yang dapat digunakan di berbagai kesempatan dan gaya.

0 Comments

Leave a Comment

Close