Gebrakan terus dilakukan Hedi Slimane semenjak memegang helm Celine di 2018. Dengan misi memperluas rangkaian produk Celine, pada 2019 lalu Slimane menambahkan koleksi parfum yang diberi nama Haute Parfumerie. Ini menandakan koleksi parfum pertama Celine selama lebih dari 50 tahun, sejak Vent Fou di 1964. Koleksi yang terdiri dari 11 parfum ini sudah diluncurkan, dimana sembilan di antaranya rilis pada Fall 2019 dan dua sisanya pada 2020.
Koleksi Celine Haute Parfumerie tak sekadar menancapkan legacy Slimane di fashion house tersebut. Tapi juga sekaligus berperan sebagai jurnal aroma sang creative, artistic, dan image director yang menangkap emosi dan memori dari sudut pandang couturier. Inilah yang membuat setiap aroma parfum terasa istimewa, karena membawa pengalaman personal Slimane dan para pembuat parfum. Saat menyemprot parfumnya, kita bagai diajak melihat kilas balik perjalanan mereka sebagai couturier parfumeur.
Slimane sendiri bukanlah orang baru di dunia parfum. Di tahun 2000, ia menempati posisi creative director Dior Homme, dimana ia menciptakan Private Collection parfum Maison Christian Dior. Selama bertahun-tahun pun ia mengeksplor inspirasi dan referensi aroma parfum, menyatukannya menjadi jurnal aroma yang membawanya kini bersama para pembuat parfum Celine Haute Parfumerie.
Celine Haute Parfumerie adalah Cermin Gaya Khas Hedi Slimane
Sebagai desainer fashion sekaligus sosok yang berkecimpung di dunia fotografi, Slimane dikenal dengan ciri khasnya yang menggabungkan gaya maskulin dan feminin. Ciri khas gaya androgyny ini juga ia terapkan pada Celine Haute Parfumerie. Dengan membawa aroma maskulin sekaligus feminin, koleksi parfum buatan Slimane adalah parfum unisex untuk jiwa modern dan bebas.
Karena Celine adalah brand asal Prancis, aroma Haute Parfumerie secara otomatis bernapaskan nuansa negara tersebut, diambil dari sejarah dan perjalanan karier Slimane. Kecuali satu parfum, yaitu Eau de Californie yang menjadi tibute Slimane pada masa 10 tahunnya di California. Sebelas parfum dari koleksi ini punya cerita unik tersendiri. Pada Black Tie, misalnya. Parfum beraroma white orris butter, cedar, tree moss, vanilla, dan musk ini adalah apa yang kita cium dari seorang Hedi Slimane. Seorang couturier dengan gaya andalan hitam bersiluet tailored.
Terbagi menjadi dua kategori, siang dan malam, pada dasarnya aroma parfum Celine tak terbatas pada siang atau malam.
Siang: Parade, Saint Germaine des Prés, Cologne Française, Dans Paris, La Peau Nue, Eau de Californie.
Malam: Reptile, Black Tie, Nightclubbing
Meski setiap botol mempunyai komposisi aroma berbeda, 11 parfum Celine Haute Perfumerie mempunyai satu benang merah: aroma powdery – aroma signature Slimane. Aroma ini sendiri menggambarkan keindahan couture dalam keanggunan Prancis. Tidaklah mengherankan sesaat mencium parfumnya, aroma powdery langsung menyeruak. Surga bagi pecinta aroma ini.
Soal desain botol, terlihat minimalis, namun tetap membawa estetika gaya Slimane. Botol kaca transparan dibuat kotak persegi panjang klasik dengan sisi-sisi tegas. Tutupnya berwarna hitam dilengkapi ukiran monogram signature Celine “Triomphe”. Desain botol art-deco terinspirasi dari gaya abad ke-17 yang mengingatkan teknik pembuatan kaca tradisional Prancis. Namun, dipoles lebih modern dalam gaya ramping Slimane.
Celine mempunyai butik sendiri untuk koleksi parfumnya. Butik Haute Parfumerie pertama yang beralamat di 390 rue Saint-Honoré, Paris didesain oleh Slimane. Of course, gaya estetikanya ditemukan pada desain interior butik. Ramping, dipenuhi marmer dan kaca yang memberi ilusi ruang tanpa akhir. Selain display cantik botol-botol parfum Celine, di dalam butik juga tersebar beberapa pajangan karya seni kontemporer. Beberapa benda lain juga tersedia untuk dijual, seperti kotak parfum, kotak korek api, pemantik api, sisir, dan alat cukur. Jadi, bolehkah mengatakan masuk ke dalam butik Haute Parfumerie sama seperti masuk ke museum Celine? Kurang lebih seperti itu.
Baca juga: Gaya Lisa BLACKPINK dengan Celine Tabou Bag, Tas Favorit Artis Korea
0 Comments